
Allah swt. telah memuliaakan umat ini dengan Islam, dan
memerintahkan-nya untuk mengimplementasikan-nya. Dia telah menurunkan
Islam sebagai cara hidup yang unik. Sebuah pola yang berbeda dalam
masalah konsepnya dan peraturan-peraturannya, sebagai sesuatu yang
sempurna dan sistem menyeluruh yang mengatur semua urusan kehidupan.
Allah swt. berfirman:
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah..." (QS Ali Imran 3 : 110)
Namun, sejak Islam diabaikan dari kehidupan sehari-hari sebagai sebuah
sistem peraturan, umat telah melaksanakan hal-hal yang buruk dan
semakin bertambah buruk; aturan orang-orang kafir telah
diimplementasikan atas umat ini dan konsep-konsep kufur telah
mendominasi mereka. Invasi barat dengan budaya busuk dan hina dina itu
telah berhasil merusak dien Islam, moral umat dan menjadikannya tak
bernilai. Slogan barat telah di adopsi oleh kaum Muslimin melalui
perayaan-perayaan dan festival-festival barat. Budaya rusak barat ini
telah dibantu oleh para penguasa yang mengabdikan dirinya untuk
memisahkan Islam dari kehidupan dan melakukan perang pemikiran dan
menanamkan konsep-konsep buruknya, kemudian memaksa umat untuk masuk
pada apa yang barat selalu inginkan, yakni menjadi individu yang
sekuler.
Salah satu dari banyak konsep budaya yang dipaksakan oleh barat atas
kaum Muslimin adalah perayaan natal dan tahun baru. Kita memohon pada
Allah swt. agar tidak membiarkan diri kita melihat suatu hari dimana
kaum Muslimin merayakan hari jadi orang-orang Yahudi (hari raya Yahudi)
dan juga melakukan perayaan Natal.
Ini sungguh menyedihkan dan ironis sekali untuk menyaksikan dengan
mata sendiri kejadian dan mendengar berita tentang pembunuhan masal,
pengusiran dan penghinaan terhadap kaum Muslimin di tangan barat pada
hari Natal, musuh-musuh Islam di seluruh penjuru dunia, sambil sebagian
kaum Muslimin di negeri ini diundang oleh orang-orang Amerika dan orang
Kristen lain-nya masuk ke dalam rumah mereka untuk merayakan natal dan
tahun baru. Tentu saja, ini seharusnya tidak terjadi sebagai sebuah
goncangan kepada kita sejak umat ini kehilangan pelindungnya yang
menjalankan urusannya dengan Islam, melindunginya dari serangan
konsep-konsep kufur dan menjalankan peraturan-peraturang diennya,
memeliharanya sebagai sebuah perintah Allah swt., sebuah umat yang khas.
Wahai kaum Muslimin! Itu (Perayaan atau mengucapkan natal & tahun
baru) adalah sesuatu yang dilarang oleh syariah untuk ambil bagian dalam
perayaan orang-orang kafir, dan untuk mencontoh mereka dalam masalah
dien (agama). Al-Bukhari meriwayatkan dalam shahih-nya pada melalui Abu
Sa'id Al Khudri r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda :
"kamu akan mengikuti cara-cara dari orang-orang yang sebelum kamu
sehasta demi sehasta dan selangkah demi selangkah, walau pun mereka
memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka". Kami berkata: "Wahai
Rasulullah, apakah yang kamu maksud (mengikuti) Yahudi dan Nasrani?"
beliau menjawab: "Siapa lagi?"
Dalam Hadits ini Rasulullah mengejek orang-orang yang meniru
orang-orang kafir, dan itu adalah sebuah hujjah (dalil/alasan syar'i)
bahwa itu (merayakan natal dan tahun baru) adalah haram (tertolak), baik
untuk mengikuti mereka dalam perayaan natal dan seremonial-seremonial
lainnya mereka. Itu juga jelas bahwa perayaan seremonial orang-orang
kafir dan perayaan ulang tahun mereka berarti meniru mereka dan Islam
telah menolaknya. Rasulullah saw. telah memberi peringatan kepada kita
untuk menolaknya. At-Tirmidzi meriwayatkan melalui Ibnu Umar bahwa
Rasulullah saw. bersabda:
" Bukan seseorang dari kita (kaum muslimin) yang meniru suatu kaum, jangan meniru orang-orang Yahudi dan Nasrani."
At-Tabrani meriwayatkan melalui Ibnu Umar dan Hudaifah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Siapa yang mengikuti suatu kaum akan menjadi salah satu dari mereka."
Itu juga merupakan bagian dari teks syariah bahwa itu adalah tertolak
bagi seorang Muslim yang telah mempunyai hari raya nya sendiri yaitu
I'edul Fitri dan I'dul Adha. Al-Baihaqi meriwayatkan dalam 'Sunan'-nya
dari Anas Bin Malik yang berkata :
" Rasulullah saw. datang ke Madinah pada saat orang-orang Madinah
mempunyai dua hari pada masa jahiliah (sebelum Islam) yang mereka
rayakan, maka beliau saw. berkata: "Aku datang kepadamu pada saat kamu
mempunyai 2 hari dari masa jahiliah yang kamu rayakan, dan Allah swt.
telah menggantikannya 2 hari ini dengan dua hari yang lebih baik: hari
raya Kurban dan hari Fitri."
Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Uqbah Ibnu Amir bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Dan kami mempunyai hari Fitri, hari Kurban dan hari Tasyriq adalah hari besar kami orang-orang Muslim."
Teks-teks ini disajikan sebagi hujjah yang jelas bahwa itu tertolak
bagi kaum Muslimin untuk mempunyai perayaan selain dari pada apa yang
telah Allah swt. putuskan. Mereka (kaum muslimin) selanjutnya tertolak
untuk ambil bagian dalam perayaan orang-orang kafir, dari perayaan
seperti upacara mereka, adalah sesuatu yang tertolak seperti menghadiri
perayaan mereka, walau pun mereka mengundang. Seperti cara upacara akan
menghantar kepada kerusakan dan pemutusan mereka akan menjadi sebuah
kesempatan bagi setiap orang-orang fasiq untuk melakukan perbuatan yang
berdosa, seperti mengkonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang. Media
masa yang ada cenderung pada peristiwa ini untuk menayangkan
program-program yang mempunyai selera yang buruk dan semua jenis
ketidaksopanan dan kerusakan. Mereka mencemari pemikiran orang-orang dan
mengikis segala jenis moral yang baik, martabat, dan kesucian mereka.
Wahai kaum Muslimin! Umat akan terus-menerus tertekan di bawah konsep
orang-orang kafir dan akan terus terdominasi. Mental kaum Muslimin akan
terus tebentuk sesuai dengan sudut pandang orang-orang barat, kecuali
kita mulai membuang semua pemahaman barat yang ada pada diri kita dan
berjuang untuk menegakkan Khilafah Rasyidah, yang akan
mengimplementasikan kitab Allah swt. dan sunnah Rasul-Nya saw., dan akan
menumbangkan ketidakadilan, penguasa tiran dan kerusakan yang tampak
atas kaum Muslimin, yang kemudian sebagai hasilnya orang-orang kafir
akan kehilangan kekuatan dan identitas mereka.
Selanjutnya, itu adalah untuk khilafah bahwa kita menyeru kepada mu
(kaum muslimin) untuk memperjuangkannya, wahai kaum Muslimin! Rasulullah
saw. bersabda:
"Imam (pemimpin/khalifah) itu adalah pelindung dimana orang-orang berperang dan terlindung dengannya." (Shahih Bukhari)
Wallahu'alam bis showab!
Source : almuhajirun.net