
Aceh, mendengar kata itu pada era sebelum tsunami melanda negeri rencong pada tanggal 26 Desember 2004, pasti orang pribumi Indonesia maupun turis asing beranggapan bahwa Aceh adalah negeri pemberontak, perang, dan segala pertumpahan darah terjadi disana, sangat tidak nyaman bagi orang yang ingin berpariwisata maupun berlibur. Namun sejak hadirnya MOU Helsinki di bumi Serambi Mekah, Aceh sekarang tidak dipandang sebelah mata oleh provinsi lain di Indonesia maupun penduduk dunia di mata internasional. Pasca Tsunami, Aceh memberanikan diri terbuka pada turis nasional maupun internasional sebagai daerah wisata Islami yang memiliki panorama alam yang luar biasa indah dan alami, serta memiliki sejuta keindahan.
Berdasarkan Wikipedia, Provinsi ini memiliki 23 kabupaten dan 264
kecamatan yang memiliki beratus bahkan beribu panorama alam yang sudah
dijamah manusia maupun masih belum disentuh dan dilindungi oleh
pemerintah Aceh, Indonesia, maupun dunia. Provinsi Aceh merupakan Negeri
Syariat Islam, dengan demikian seluruh komponen yang ada di Aceh, baik
pemerintah, swasta, dan seluruh rakyat Aceh berkomitmen memegang teguh,
melaksanakan segala qanun yang telah dibuat sebagai bentuk realisasi
syariat islam yang dicanangkan dan dijalankan provinsi Aceh. Sejalan
dengan program syariat islam, sektor pariwisata Aceh, mau tidak mau
harus mengikuti program syariat islam tersebut.
Dengan demikian, wisata Aceh harus terintegrasi dengan budaya islam.
Dalam artian seluruh tempat objek wisata, penginapan, restauran, warung
kopi, souvenir, dan angkutan umum harus bisa melaksanakan kentalnya
wisata islami kepada setiap pengunjung, baik pengunjung muslim maupun
non muslim, baik dalam penjelasan maupun tempat-tempat ibadah yang harus
sudah nyaman, aman, dan sangat baik untuk bisa digunakan. Oleh karena
itu, bukan tidak mungkin Aceh kedepannya dapat menjadi satu-satunya
daerah yang menawarkan wisata islami yang aman dan nyaman bagi setiap
pengunjungnya.
Panorama alam di provinsi paling barat di Indonesia ini tidak bisa
dipungkiri lagi keindahannya, baik panorama di pesisirnya maupun di
pegunungan. Dari tugu Nol kilometer Indonesia, Aceh menawarkan Sabang
sebagai salah satu keindahan alam bawah laut yang sangat indah, eksotis
dan nyaman. Potensi wisata bahari di Aceh terdiri dari beranekaragam
biota laut, seperti terumbu karang dan ikan hias, sehingga menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan nusantara dan mancanegara yang didukung
oleh latar belakang sejarah kehidupan bahari masa lalu. Aset-aset wisata
bahari di Aceh akan terus dipelihara dan diberdayakan secara ekonomi
bagi kelangsungan hidup masyarakat, sekaligus menjadi tujuan wisata
bahari, selain wisata unggulan lainnya seperti Wisata Agro, Budaya,
Spiritual, Sejarah, Edukasi Tsunami dan Kuliner.
Beberapa kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Bahari
Unggulan di Aceh meliputi: Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh
Besar dan Kabupaten Aceh Singkil. Keempat kawasan tersebut memiliki
potensi sumber daya alam dan kharakteristik wilayah yang cukup strategis
meliputi sejarah bahari di masa lalu, pantai-pantai dengan pasir
putihnya, terumbu karang, pulau-pulau, hutan alam, taman tepi laut, dan
biota laut serta pemandangan gunung yang indah.
Indonesia dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia yang berperan
penting dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Tidak
hanya karena hutannya yang luas, Indonesia juga memiliki keanekaragaman
hayati yang sangat besar setidaknya sekitar 90 tipe ekosistem dan 40
ribu spesies hewan tumbuh dan berkembang di bumi Indonesia. Aceh sendiri
terletak di jajaran Bukit Barisan, sebagian daerah Aceh bertopografi
dataran tinggi, berbukit dan lembah dengan ketinggian pegunungannya
antara 96 m – 1200 m.
Di Aceh Wisata Pegunungan unggulan berada di kawasan Aceh Tengah, Bener
Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Wisatawan lokal maupun
internasional yang biasanya bergelut dengan polusi kendaraan maupun
penatnya kehidupan kota, pasti tidak akan pernah menyesal datang ke
daerah pegunungan provinsi Aceh. Dengan udara yang sangat segar,
panorama alam, air terjun yang sangat mudah diakses langsung dengan
kendaraan roda empat, pemandian air panas, danau Laut Tawar yang
merupakan danau terbesar kedua yang ada di pulau Sumatera, wisata petik
buah, daerah asal kopi Arabica yang mendunia, hewan-hewan pegunungan,
masyarakat yang sangat ramah, taman hutan leuser yang dilindungi oleh
pemerintah dan harus kita jaga demi melestarikan lingkungan terhadap
anak cucu.
Di kawasan pegunungan Aceh selain menghadirkan keindahan alamnya juga
menawarkan sejarah-sejarah dan kisah masyarakat Gayo khususnya yang
dikenal dengan berbagai macam peristiwa ajaib yang masih saja dikenang
dan diwariskan oleh masyarakat seperti cerita “atu belah”, “Putri
Pukes”, “Gua Loyang Koro”, dll yang meninggalkan bekas bisa menjadi
tempat tujuan bagi wisatawan yang datang kesana dan memahami makna dari
kisah tersebut, rasanya tidak cukup bagi kita menulusuri wisata
pegunungan yang sangat indah hanya sehari atau dua hari.
Daerah Aceh yang dianugerahi dengan berbagai keanekaragaman sumber daya
alam, dari hutan tropis yang luas dan lebat, sumber daya laut dan danau
tersebut merupakan tempat tujuan wisata unggulan yang menjadi destinasi
dari banyak wisatawan lokal maupun internasional. Semoga informasi
diatas bisa menjadi referensi anda dalam berlibur, Selamat Datang di Aceh!!
[Lomba menuju Visit Aceh 2013, Kompetisi Pariwisata di Media Massa Online]